Pemerintah RI menargetkan implementasi perjanjian dagang Indonesia–European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) mulai diberlakukan pada 1 Januari 2027.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara 1 Tahun Pemerintahan Prabowo–Gibran, Kamis (16/10/2025).
“Di mana IEU CEPA adalah capaian dari perundingan yang sangat panjang, 10 tahun. Dan Bapak Presiden berhasil mengunci kerja sama tersebut. Dan kerja sama tersebut diharapkan mulai dilakukan per 1 Januari 2027,” ujar dia.
Ilustrasi ekspor mobil.
Menurut Airlangga, proses legalisasi dokumen perjanjian kini masih berlangsung di Eropa. Naskah kerja sama tersebut tengah diterjemahkan ke dalam 24 bahasa resmi Uni Eropa sebelum dibahas di Parlemen Eropa pada awal tahun depan.
“Saat sekarang sudah berproses untuk dokumen tersebut di Eropa diterjemahkan dalam 24 bahasa dan tentu akan dibahas parlemen Eropa awal tahun depan," kata dia.
"Kita juga berharap bisa berproses di Parlemen dalam waktu yang tidak terlalu lama sehingga perjanjian ini bisa efektif,” lanjut Airlangga.
Airlangga menegaskan, implementasi IEU-CEPA akan membawa perubahan besar dalam hubungan dagang kedua kawasan.
Melalui kesepakatan ini, tarif perdagangan antara Indonesia dan Uni Eropa akan dihapus seluruhnya.
“Artinya perdagangan Indonesia dengan Eropa adalah zero to zero. Barang kita masuk sana nol, barang mereka masuk ke kita nol. Kita berharap perekonomian kita akan meningkat 2,5 kali dalam waktu 4 tahun ke depan,” ujarnya.
Dengan kebijakan bebas bea tersebut, ia optimistis pertumbuhan ekonomi nasional akan melonjak signifikan hingga 2,5 kali lipat dalam empat tahun ke depan.
Dampak IEU-CEPA Terhadap Sektor Otomotif
Implementasi IEU-CEPA juga bakal memberi dampak langsung bagi beberapa sektor industri penting, salah satunya otomotif.
Berdasarkan dokumen European Commission, bea masuk kendaraan asal Eropa yang sebelumnya mencapai 50 persen akan dihapus secara bertahap dalam lima tahun.
Kebijakan ini membuka peluang bagi merek seperti Ferrari, BMW, Mercedes-Benz, Citroen, hingga Audi untuk bersaing di pasar Indonesia dengan harga lebih kompetitif.
Maka secara tidak langsung, akan mengubah peta persaingan otomotif nasional yang selama ini didominasi merek asal Jepang.
Selain itu, kendaraan asal Uni Eropa yang telah memiliki sertifikasi UN Type Approval akan diakui langsung di Indonesia tanpa pengujian ulang. Kebijakan ini diharapkan mempercepat adopsi standar keselamatan dan teknologi kendaraan global.
Bagi konsumen, era baru ini menjanjikan lebih banyak pilihan dengan harga lebih kompetitif.
Sementara bagi pelaku industri, persaingan yang semakin kompleks akan menjadi dorongan untuk terus berinovasi dan memperkuat daya saing nasional.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com.
