
Raksasa kendaraan listrik asal Tiongkok, BYD, kembali membuat gebrakan dengan meluncurkan inovasi terbaru yaitu mobil plug-in hybrid yang bisa menggunakan bahan bakar etanol.
Langkah ini menandai babak baru strategi BYD dalam menciptakan kendaraan ramah lingkungan yang disesuaikan dengan kebutuhan tiap pasar, khususnya Brasil yang punya infrastruktur etanol kuat.
Seperti dilansir VIVA Otomotif dari EVMagazine, Jumat 17 Oktober 2025, model perdana yang menggunakan teknologi ini adalah BYD Song Pro COP30, edisi khusus yang akan disumbangkan untuk ajang Konferensi Iklim PBB (COP30) di Brasil.
Peluncuran ini bertepatan dengan peresmian lini perakitan BYD di Camaçari, Brasil—pabrik perakitan terakhir yang menjadi tonggak penting ekspansi global BYD di Amerika Selatan.
Song Pro dibekali sistem DM-i (Dual Mode Intelligent), teknologi plug-in hybrid yang juga digunakan pada model BYD seperti Seal U DM-i dan Seal 6 DM-i di pasar Eropa.
Bedanya, sistem ini dikembangkan secara khusus agar kompatibel dengan bahan bakar campuran bensin dan etanol dalam rasio berapa pun.
Mesin bensin berkapasitas 1.5 liter hasil kolaborasi insinyur Tiongkok dan Brasil berfungsi utama sebagai generator tenaga listrik untuk baterai, bukan sebagai penggerak utama.
Dengan begitu, pengemudi tetap merasakan pengalaman berkendara layaknya mobil listrik murni, tetapi dengan efisiensi dan fleksibilitas bahan bakar yang lebih tinggi.
Menurut BYD, teknologi ini menjadi yang pertama di dunia—mesin plug-in hybrid yang dirancang khusus untuk biofuel.
Dalam seremoni peresmian yang dihadiri langsung oleh Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva, unit Song Pro COP30 menjadi kendaraan energi baru BYD ke-14 juta yang keluar dari jalur produksi global. Sebanyak 30 unit Song Pro COP30 akan disumbangkan untuk kebutuhan transportasi selama konferensi COP30 berlangsung.
CEO dan pendiri BYD, Wang Chuanfu, mengatakan bahwa pengembangan mesin hybrid ini memakan waktu dua tahun dengan melibatkan lebih dari 100 insinyur.
“Ini bukan sekadar terobosan teknologi, tapi solusi hijau yang benar-benar dibuat untuk Brasil,” ujarnya.
Pabrik Camaçari mulai beroperasi sejak Juli 2025 setelah 15 bulan pembangunan. Kapasitas awal mencapai 150 ribu unit per tahun, dan akan meningkat menjadi 300 ribu unit di tahap berikutnya.
Saat ini pabrik tersebut mempekerjakan lebih dari 1.500 orang dan menjadi fasilitas produksi kendaraan listrik terbesar di Amerika Latin serta pabrik BYD terbesar di luar Asia.
Wang Chuanfu juga memastikan bahwa BYD akan menggandakan investasi untuk memperluas kapasitas produksi hingga 600 ribu unit per tahun, menjadikan Brasil sebagai basis penting untuk pasar Amerika.
Stella Li, CEO BYD untuk Amerika dan Eropa, menambahkan bahwa pabrik ini sepenuhnya dibuat untuk masyarakat Brasil.
“BYD percaya pada potensi besar pasar Brasil dan akan terus berinvestasi agar konsumen bisa menikmati mobil yang modern, terkoneksi, dan berkelanjutan,” tutur dia.
Hingga kini, BYD telah memiliki lebih dari 200 dealer di seluruh Brasil dan menargetkan 250 jaringan diler pada awal 2026.