
Selama beberapa tahun terakhir, kemeriahan pameran otomotif dikabarkan menurun. Banyak konsumen kini lebih memilih mencari informasi dan membeli mobil secara online.
Contohnya, jumlah pengunjung Detroit Auto Show 2025 hanya sekitar 275 ribu orang—turun drastis dibanding 774 ribu pada 2019.
Studi yang dilakukan Clarify Group untuk New York, Los Angeles, dan Canadian International Auto Show menemukan bahwa 40% pengunjung pameran berniat membeli atau menyewa mobil baru dalam 12 bulan ke depan.
Bahkan, pengunjung pameran 2,9 kali lebih berpeluang membeli mobil dibanding konsumen biasa. Dalam jangka dua tahun, 68% di antara mereka berencana memiliki kendaraan baru.
Menariknya, hanya 37% pengunjung datang dengan niat mencari informasi untuk membeli mobil. Meski begitu, 84%mengaku kehadiran di pameran membantu mereka membuat keputusan pembelian.
Setelah menghadiri pameran, 58% orang melanjutkan pencarian informasi secara online, 55% pergi ke dealer, dan 39% menjadwalkan test drive. Akhirnya, sekitar 28% benar-benar membeli mobil baru.
Motivasi utama orang datang ke pameran masih klasik: 80% ingin melihat model dan merek terbaru. Namun, tantangan muncul karena beberapa produsen besar kini sering absen dari pameran, sehingga dealer lokal harus mengisi kekosongan.
Dampaknya nyata—23% pengunjung mengatakan mereka cenderung mempertimbangkan merek lain jika merek favorit tak hadir, sementara 20% jadi kurang berminat pada merek yang absen.
Yang menarik, generasi Z justru menunjukkan minat baru terhadap pameran otomotif. Mereka 1,5 kali lebih mungkin merekomendasikan acara seperti ini kepada teman atau keluarga.
Artinya, ada potensi kebangkitan minat dari kalangan muda, asal pameran bisa dikemas lebih interaktif dan relevan dengan gaya hidup digital.
Presiden Los Angeles Auto Show, Terri Toennies, menegaskan bahwa pameran “tetap memainkan peran vital dalam perjalanan pembelian mobil,” karena membantu konsumen membuat keputusan yang lebih percaya diri dan terinformasi.