— Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan bahan bakar nabati (BBN), khususnya etanol.
Dengan kekayaan sumber daya alam dan hasil pertanian yang berlimpah, produksi etanol di Tanah Air dapat memanfaatkan berbagai jenis biomassa tanpa perlu membuka lahan baru atau mengganggu sektor pangan.
Menurut Guru Besar Institut Teknologi Bandung (ITB) yang juga pakar bahan bakar dan pelumas, Prof. Tri Yuswidjajanto Zaenuri, sumber etanol tidak terbatas pada tanaman tebu atau jagung saja.
Hampir semua tumbuhan yang memiliki kandungan selulosa bisa diolah menjadi etanol melalui proses fermentasi.
“Etanol bisa dihasilkan dari tanaman yang mengandung selulosa, baik dari buah maupun batangnya. Artinya, tidak harus menanam tanaman baru karena bahan bakunya bisa berasal dari limbah pertanian seperti jerami, batang jagung, atau bagas tebu,” ujar Tri kepada Kompas.com, Kamis (9/10/2025).
Proses pembuatan etanol umumnya diawali dengan fermentasi bahan organik hingga menghasilkan alkohol, yang kemudian dimurnikan menjadi etanol.
Ilustrasi jerami padi. Peneliti LIPI mengatakan jerami bukan limbah, tetapi bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku kertas, pengganti kayu.
Selulosa yang terdapat pada berbagai jenis tanaman dapat menjadi bahan baku utama dalam proses ini.
Beberapa contoh tanaman yang bisa dimanfaatkan antara lain singkong, jagung, ubi jalar, sorgum, tebu, nira, bit, serta berbagai limbah seperti jerami padi, batang jagung, serbuk gergaji, hingga tandan kelapa sawit.
Ilustrasi singkong. Singkong adalah makanan yang padat nutrisi yang bermanfaat bagi kesehatan, tetapi tidak bisa dimakan sembarangan karena mengandung racun alami.
“Jika kita melihat potensi biomassa di Indonesia, jumlahnya sangat besar. Hampir setiap daerah memiliki sumber bahan baku etanol yang berbeda, tergantung pada hasil pertanian atau perkebunan di wilayah tersebut,” ujarnya.
Melalui pemanfaatan bahan baku lokal dan limbah pertanian, produksi etanol diharapkan bisa menjadi solusi energi berkelanjutan yang tidak bersaing dengan kebutuhan pangan nasional.
Selain itu, langkah ini juga dapat membantu petani meningkatkan nilai ekonomi dari sisa hasil panen yang sebelumnya kurang dimanfaatkan.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com.
