Marketing Communication Dept PT Eurokars Motor Indonesia, Glen Reiner, mengatakan bahwa fokus perusahaan saat ini memang diarahkan pada model SUV. Menurutnya, tren kebutuhan masyarakat terhadap mobil dengan bodi tinggi, kabin lega, serta kenyamanan berkendara yang fleksibel menjadi alasan utama.
“Mazda saat ini berfokus pada SUV, terbukti dengan banyak dan lengkapnya line up SUV kami. Namun, kami juga tetap adaptif dengan perkembangan zaman, tidak menutup kemungkinan model baru akan hadir di masa depan,” ujarnya di Jakarta belum lama ini.
Model seperti CX-3, CX-5, CX-8, CX-9, hingga CX-60 menjadi representasi strategi tersebut. Mazda melihat segmen SUV sebagai kategori yang mampu menggabungkan kepraktisan, desain elegan khas Kodo, dan filosofi berkendara Jinba Ittai — kesatuan antara pengemudi dan kendaraan yang menjadi ciri khas Mazda.
Selain memperkuat line up produk, Mazda juga memperluas jangkauan layanan purna jual melalui ekspansi jaringan dealer. Glen menyebutkan, saat ini Mazda telah memiliki sekitar 29 dealer di seluruh Indonesia, dan jumlah itu akan terus bertambah.
“Sampai akhir tahun kemungkinan akan ada tambahan dua dealer lagi. Kami terus melihat potensi di setiap daerah untuk memastikan pelanggan Mazda mendapat pelayanan terbaik,” tutur dia.
Langkah tersebut mencerminkan komitmen Mazda Indonesia dalam memperkuat jaringan dan mendekatkan pengalaman berkendara khas Mazda kepada lebih banyak konsumen. Bagi Mazda, keberadaan dealer bukan sekadar titik penjualan, tetapi juga menjadi garda terdepan dalam membangun kepercayaan pelanggan melalui layanan servis dan pengalaman berkendara.
Fokus pada segmen SUV dan ekspansi dealer menjadi dua pilar utama strategi Mazda tahun ini. Di tengah persaingan ketat industri otomotif, Mazda memilih untuk tetap konsisten pada karakter dan nilai-nilai yang membedakannya: desain elegan, performa seimbang, dan kenyamanan intuitif yang menyatu dengan pengemudi.
