
Transmisi matik dikenal praktis, tapi juga rentan rusak kalau pengemudi punya kebiasaan yang salah.
Menurut Doddy Priatna, pemilik bengkel Laris Matic di Ciracas, Jakarta Timur, banyak mobil matik yang masuk bengkel bukan karena usia, tapi karena perilaku pengemudinya sendiri.
“Kerusakan transmisi matik paling sering terjadi karena kebiasaan kecil yang diulang terus setiap hari,” ujar Doddy saat ditemui di bengkelnya.
Salah satu kebiasaan paling umum adalah menginjak pedal gas terlalu mendadak.
Tekanan mendadak pada pedal gas bisa membuat tekanan oli transmisi meningkat tajam dan menimbulkan beban besar pada kopling otomatis.
Kebiasaan lain yang sering dilakukan adalah memindahkan tuas transmisi secara terburu-buru, misalnya dari D ke R sebelum mobil benar-benar berhenti.
Aksi ini bisa bikin komponen gear di dalam transmisi cepat aus dan bahkan menyebabkan hentakan keras yang merusak torque converter.
Selain itu, pengemudi yang tidak rutin mengganti oli transmisi juga berisiko besar mengalami kerusakan.