Pemerintah tengah menyiapkan kebijakan baru terkait bahan bakar minyak (BBM) dengan mencampurkan etanol sebanyak 10 persen ke dalam bensin, atau dikenal sebagai E10.
Langkah ini menjadi bagian dari strategi transisi energi nasional untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor minyak sekaligus menghadirkan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan.
Namun, di balik potensi positifnya, kebijakan tersebut juga menimbulkan sejumlah pertanyaan dari masyarakat, terutama soal efeknya terhadap performa dan ketahanan mesin kendaraan bermotor, khususnya sepeda motor yang masih mendominasi populasi di Indonesia.
Jenis BBM Pertamina yang dilakukan pengecekan kualitas pada SPBU Pertamina 34.424.09 Gerem, Cilegon, Banten pada Kamis (13/3/2025).
Menanggapi hal ini, Ferry Nurul Fajar, Technical & Service Education PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM), menjelaskan bahwa kehadiran etanol justru dapat memberikan efek positif selama komposisinya tetap dalam batas aman.
“Etanol bisa menaikkan angka oktan, yang penting disesuaikan dengan kompresi mesin. Kalau oktan ketinggian, bahan bakar sulit terbakar, pasti sedikit pengaruh ke performa,” ujar Ferry kepada Kompas.com (9/10/2025).
Ia menambahkan, motor-motor Yamaha sebenarnya sudah siap menghadapi bahan bakar berstandar E10. “Yamaha untuk produk ekspor terutama Eropa sudah terstandar E10 acceptable,” katanya.
Meski begitu, Ferry mengingatkan bahwa efek bahan bakar etanol tetap bergantung pada kondisi mesin, terutama untuk motor-motor keluaran lama yang sudah berumur. “Tergantung kondisi ruang bakar, motor lama biasanya sudah banyak deposit atau kerak karbon dan akan berpengaruh ke kualitas hasil pembakaran. Harusnya sih aman kalau batas etanolnya 10 persen,” kata dia.
Ilustrasi perakitan motor di pabrik Yamaha
Sementara itu, General Manager Corporate Communication PT Astra Honda Motor (AHM) Ahmad Muhibbuddin turut memastikan bahwa produk Honda aman menggunakan BBM dengan campuran etanol sampai batas tertentu.
Namun demikian, mengenai potensi masalah yang bisa terjadi pada produk keluaran tahun lama dan kompatibilitas terhadap BBM dengan kandungan etanol, dirinya mengaku masih harus berkoordinasi dengan tim teknis perusahaan. “(Motor Honda) bisa sampai 10 persen atau E10 ya. Nanti aku cek dulu ya sama tim untuk motor-motor lawas,” ujar Muhibbuddin kepada Kompas.com (9/10/2025).
Kehadiran BBM jenis E10 tentu saja diharapkan membawa angin segar bagi upaya pengurangan emisi karbon.
Deretan motor sport dan bebek Honda di diler Wahana Honda
Namun, di sisi lain, pabrikan dan konsumen juga perlu memahami karakteristik bahan bakar ini agar tidak berdampak negatif terhadap performa maupun daya tahan mesin, terutama untuk kendaraan keluaran lama yang belum sepenuhnya dirancang untuk campuran etanol.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com.
