
Di tengah persaingan pasar otomotif Indonesia yang kian ramai dengan berbagai model kendaraan hybrid, VinFast, pabrikan kendaraan listrik asal Vietnam, menegaskan kembali komitmennya untuk berfokus sepenuhnya pada kendaraan listrik berbasis baterai (Battery Electric Vehicle atau BEV).
Keputusan strategis ini didasarkan pada pandangan VinFast bahwa teknologi hybrid merupakan fase sementara dalam transisi menuju mobilitas hijau.
CEO VinFast Indonesia, Kariyanto Hardjosoemarto, menjelaskan "Bahwa dari sudut pandang bisnis, hybrid adalah teknologi transisi dari combustion engine menuju BEV,"
"Teknologi hybrid seringkali hadir untuk menjawab keragu-raguan atau ketakutan pelanggan yang ingin beralih dari mobil bermesin konvensional (Internal Combustion Engine atau ICE) langsung ke BEV," terangnya.
"Karena mereka takut nanti misal dipakai untuk jarak jauh nanti gimana, kalau kehabisan listrik di tengah jalan dan lain sebagainya," jelas Keri panggilan akrabnya.
Namun, VinFast melihat bahwa kekhawatiran utama tersebut kini sudah mulai teratasi dengan pesatnya perkembangan ekosistem kendaraan listrik yang dihadirkan oleh mereka.
"Kami melihat kalau secara infrastruktur sudah menunjang, di mana misalnya charging semakin banyak, terus kemudian secara teknologi baterai juga semakin mumpuni," ucapnya.
Dengan kemudahan dan kemajuan ini, kekhawatiran dari calon pengguna BEV itu bisa terjawab.
Oleh karena itu, VinFast memilih untuk melewati fase transisi hybrid dan langsung berfokus pada tujuan akhir dari elektrifikasi, yaitu BEV.
"Berdasarkan hal itu, BEV masih merupakan fokus dari VinFast ke depannya. Sehingga untuk saat ini kami belum ada rencana untuk memperkenalkan hybrid," tegasnya.
Fokus VinFast tetap pada BEV, yaitu dengan memperkuat ekosistemnya untuk mendukung adopsi kendaraan listrik murni di Indonesia.
Hingga September 2025, terdapat 1.598 stasiun pengisian V-Green yang merupakan sister company VinFast yang sudah beroperasi di berbagai wilayah di Indonesia.
Target ambisius V-Green mentargetkan membangun 50.000 titik pengisian pada tahun 2025 dan terus berkembang hingga mencapai 100.000 stasiun pengisian daya di seluruh Indonesia.
Tentu saja ini menjadi sebuah jaminan yang akan mempermudah pengisian mobil listrik murni di Indonesia.