Touring Bukan Ajang Arogansi, Begini Etika Konvoi yang Benar

JAKARTA, KOMPAS.com – Aksi rombongan komunitas Yamaha Nmax yang viral karena menghentikan bus pariwisata di Ciwidey beberapa waktu lalu telah memicu diskusi publik mengenai etika touring.
Dalam video yang beredar, pengendara NMAX terlihat meminta bus untuk berhenti agar rombongan motor di belakangnya bisa mendahului. Padahal, posisi bus dalam kondisi menanjak dan menikung tajam, sehingga menghilangkan momentum penting bagi kendaraan besar ketika melaju di jalan. Berbahaya!
Aksi ini mendapatkan sorotan dari publik, yang menganggap tindakan tersebut tidak mencerminkan etika berkendara yang baik.
Bus dihalangi jalannya oleh pemimpin rombongan motor
Apa yang Terjadi Setelah Viral?
Setelah video tersebut menjadi viral, akun Instagram @bandungmaxcommunity_ mengunggah klarifikasi.
Dalam klarifikasi tersebut, pengendara NMAX menyampaikan permohonan maaf dan menegaskan bahwa tidak ada niat untuk bertindak arogan.
Ilustrasi touring komunitas pengguna Harley-Davidson Hogers Indonesia
Ia berpendapat bahwa tujuannya adalah untuk mengurai kemacetan di belakang bus.
Namun, hal ini tidak menutupi kenyataan bahwa kegiatan touring sejatinya adalah sarana menyalurkan hobi berkendara dan mempererat solidaritas antar anggota komunitas motor.
Mengapa Aksi Touring Kadang Menjadi Negatif?
Meskipun touring memiliki tujuan positif, sering kali konvoi justru memberikan kesan negatif.
Hal ini terjadi karena beberapa komunitas motor terkadang melakukan aksi dengan cara arogan, seperti menutup jalan, melawan arus, atau mengganggu pengguna jalan lainnya.
Menurut Jusri Pulubuhu, Founder & Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), sangat penting bagi komunitas motor untuk memahami bahwa jalan raya bukanlah milik pribadi.
Touring Honda 160 cc di Bandung Selatan
Bagaimana Seharusnya Etika Touring?
Etika touring seharusnya mencerminkan kepatuhan terhadap aturan lalu lintas dan penghormatan kepada pengguna jalan lain.
Rombongan motor tidak seharusnya merasa lebih berhak melintas hanya karena jumlahnya banyak.
Jusri juga menyarankan agar konvoi tidak terlalu padat dan panjang sehingga dapat menyebabkan kemacetan.
Sebaiknya, rombongan dibagi menjadi beberapa kelompok kecil untuk meningkatkan keamanan.
Setiap peserta touring wajib menjaga perilaku agar citra komunitas tidak tercoreng di mata masyarakat.
Touring dapat menjadi pengalaman yang menyenangkan dan mempererat solidaritas, namun jika dilakukan tanpa etika, kegiatan ini dapat menimbulkan antipati publik.
Apa yang Harus Dilakukan Saat Ingin Mendahului?
Jusri juga mengingatkan para pengendara untuk berkendara dengan sopan.
Jika ada keinginan untuk mendahului, ada cara yang etis untuk melakukannya.
Pengendara sebaiknya menggunakan lampu sein, membunyikan klakson seperlunya, atau memberikan isyarat tangan.
Tindakan seperti membentak, membunyikan klakson secara berlebihan, atau memaksa kendaraan lain untuk berhenti sebaiknya dihindari.
Pendekatan yang santun akan lebih dihargai oleh pengemudi yang diminta untuk memberi jalan.
Dengan memperhatikan etika saat touring, komunitas motor tidak hanya dapat menjaga citra baik di mata publik, tetapi juga bisa menjadi contoh positif di jalan.
Sebaliknya, jika tindakan arogan yang dilakukan, citra komunitas motor bisa tercoreng di mata masyarakat.