Pecco Bagnaia Angkat Bicara soal Sosok Penting di Balik Kemenangannya

Francesco “Pecco” Bagnaia kembali menunjukkan kualitasnya sebagai salah satu pebalap top MotoGP dengan meraih kemenangan impresif di Sirkuit Motegi, Jepang, pada musim 2025.
Namun, yang menarik, kemenangan ini bukan hanya hasil kerja keras di lintasan, melainkan juga berkat kontribusi seorang anggota tim Ducati yang selama ini jarang mendapat sorotan.

Marc Marquez dan Pecco Bagnaia
Dalam wawancara setelah balapan, Bagnaia secara khusus menyoroti Manuel Poggiali, analis video Ducati, yang disebutnya memiliki peran besar dalam menemukan solusi teknis dan strategi balap.
Nama ini mungkin tidak sepopuler insinyur utama atau mekanik Ducati, tetapi Bagnaia menegaskan bahwa tanpa masukan Poggiali, kemenangan di Jepang mungkin sulit terwujud.
Performa Gemilang Bagnaia di Jepang
Musim 2025 tidak berjalan mulus bagi Bagnaia. Inkonsistensi motor Ducati Desmosedici GP25 serta masalah teknis membuatnya kesulitan menyaingi rival. Namun, di Jepang, ia bangkit dengan luar biasa. Bagnaia sukses merebut pole position, kemudian mendominasi Sprint Race, dan akhirnya mengamankan kemenangan di balapan utama.
Performa ini menjadi titik balik yang sangat penting, mengingat Bagnaia sebelumnya mengalami frustrasi karena kesulitan menemukan setelan motor yang ideal. Ia menyebut bahwa di sesi uji coba Misano sebelum GP Jepang, Ducati sempat kebingungan mengapa motor tidak stabil, terutama saat keluar tikungan cepat.
“Di satu motor saya merasa nyaman, tapi di motor lain ada getaran yang membuat saya kehilangan waktu. Itu membuat saya frustrasi,” ungkap Bagnaia, dikutip VIVA dari Crash Selasa, 30 September 2025.
Peran Penting Manuel Poggiali
Di balik kesuksesan itu, Bagnaia mengungkapkan betapa pentingnya peran Manuel Poggiali, mantan juara dunia 125cc dan 250cc yang kini bekerja sebagai analis video Ducati. Menurut Bagnaia, Poggiali mampu melihat detail kecil dalam data telemetry dan rekaman video yang sering kali terlewat.
Bersama Casey Stoner, mantan juara dunia MotoGP yang juga memberi masukan teknis, Poggiali berhasil menunjukkan pola masalah yang dialami Ducati: motor kehilangan stabilitas di kondisi tertentu.
Dari sinilah tim menemukan solusi setup yang lebih seimbang, terutama dalam penggunaan komponen sasis dan swingarm yang diuji sebelumnya.
“Banyak orang tidak sadar betapa pentingnya peran Manuel (Poggiali). Dia bekerja di balik layar, tapi analisisnya membuat kami bisa memahami masalah dengan lebih cepat. Kredit kemenangan ini bukan hanya untuk saya, tetapi juga untuk dia,” kata Bagnaia.
Rasa Frustrasi dan Harapan Baru
Meski gembira dengan kemenangan di Jepang, Bagnaia tidak menutup-nutupi rasa kecewanya. Ia menilai Ducati seharusnya bisa menemukan solusi ini lebih awal di musim 2025, sehingga peluangnya di klasemen tidak tertinggal terlalu jauh.
“Saya senang dengan hasil ini, tapi juga marah karena butuh waktu lama untuk tiba di titik ini. Seandainya sejak awal kami bisa menemukan arah yang benar, posisi saya di kejuaraan akan lebih baik,” ucapnya.
Dengan kemenangan ini, Bagnaia naik ke posisi ketiga klasemen sementara. Ia masih tertinggal 66 poin dari Álex Márquez yang berada di posisi kedua, dengan lima balapan tersisa.
Meskipun peluang merebut gelar sudah tertutup setelah Marc Márquez memastikan juara dunia, Bagnaia bertekad untuk mengakhiri musim dengan kuat.
Kemenangan Pecco Bagnaia di MotoGP Jepang 2025 bukan hanya soal skill dan kecepatan, melainkan hasil kerja sama erat tim Ducati, termasuk kontribusi anggota yang sering dianggap “underrated” seperti Manuel Poggiali.

Pembalap Ducati, Pecco Bagnaia
Dengan pujian yang ia berikan secara terbuka, Bagnaia tidak hanya menguatkan moral tim, tetapi juga menunjukkan bahwa setiap detail baik dari data, video, maupun pengalaman di lintasan berperan besar dalam meraih hasil maksimal.
Kini, Bagnaia dan Ducati membawa optimisme baru menjelang seri-seri terakhir musim ini. Meski gelar juara dunia sudah lepas, mereka bertekad menutup musim 2025 dengan cara terbaik dan membangun momentum untuk tahun depan.