Memilih ban untuk kendaraan listrik (EV) tidak bisa dilakukan sembarangan. Selain ukuran, pemilik EV harus memperhatikan load index dan speed index karena keduanya sangat menentukan keamanan, kenyamanan, dan umur pakai ban.
Kesalahan dalam memilih ban bisa membuat kendaraan lebih cepat aus, menimbulkan kebisingan, atau bahkan berisiko pecah saat digunakan di jalan.
Menurut Product Manager Michelin Indonesia, Mochammad Fachrul Rozi, pemilik kendaraan listrik harus memastikan load index ban yang dipasang sama atau lebih tinggi dibanding standar pabrikan.
“Untuk mobil listrik, pemilik harus memastikan load index ban yang dipilih sama atau lebih tinggi dari standar pabrikan. Hal ini karena EV biasanya lebih berat dan memiliki torsi instan yang bisa mempercepat keausan ban,” kata Rozi kepada Kompas.com, Kamis (9/10/2025).
Load index sendiri menunjukkan kapasitas maksimum beban yang bisa ditanggung ban, sementara speed index menandakan kecepatan maksimum yang aman untuk ban tersebut.
Ban khusus untuk mobil listrik dan mobil klasik di IIMS 2025
Rozi menjelaskan bahwa memilih ban dengan load index lebih rendah dari standar kendaraan berisiko membuat ban cepat rusak, bahkan pecah saat kendaraan membawa beban penuh.
Sebagai contoh, ban berukuran 215/55 R18 95V berarti memiliki load index 95, yang setara dengan kapasitas beban 690 kilogram per ban.
Jika diganti dengan ban yang memiliki load index lebih rendah, misalnya 91 (615 kg), maka ban berisiko cepat rusak saat menahan bobot EV yang lebih berat dari mobil konvensional.
Selain itu, sebagian ban EV didesain khusus dengan tambahan peredam suara berupa busa di bagian inner liner untuk mengurangi kebisingan.
Ban EV biasanya juga memiliki ketahanan yang lebih tinggi dibanding ban konvensional, namun tetap memerlukan tekanan angin yang dijaga sesuai instruksi pabrikan.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com.
