11/10/2025 · 2 hari yang lalu

Orang Jerman Mulai Jatuh Hati pada Mobil China


Leapmotor C10
Leapmotor C10

 Pasar otomotif Jerman sedang mengalami perubahan menarik pada 2025. Di tengah dominasi merek Eropa seperti Volkswagen dan Mercedes, merek-merek mobil asal China mulai menunjukkan taringnya. Data terbaru dari Kraftfahrt-Bundesamt (KBA), dikutip VIVA Otomotif Sabtu 11 Oktober 2025 menunjukkan lonjakan signifikan pada registrasi baru mobil China selama September 2025.

BYD menjadi bintang utama dari kebangkitan ini. Produsen asal Shenzhen itu mencatat 3.255 unit registrasi baru pada September 2025, naik luar biasa sebesar 2.225 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Secara kumulatif, sepanjang Januari–September 2025 BYD menjual 11.818 unit, tumbuh 560 persen dibandingkan periode yang sama 2024.

Kinerja MG Roewe juga tak kalah mencolok. Dengan 2.615 unit terdaftar pada September, merek yang kini dimiliki perusahaan China SAIC itu mencatat kenaikan 269,9 persen dibandingkan tahun lalu. Sepanjang sembilan bulan pertama 2025, MG berhasil menjual 18.261 unit di Jerman—sebuah capaian yang menegaskan daya tarik baru mobil China di Eropa.

Selain itu, Leapmotor dan XPeng juga mulai mencuri perhatian. Leapmotor mencatat 910 unit registrasi baru pada September, sementara XPeng menembus 241 unit dengan lonjakan 630,3 persen dibandingkan tahun lalu. Keduanya mewakili gelombang baru kendaraan listrik pintar dari China yang fokus pada teknologi dan harga kompetitif.

Lynk & Co, merek di bawah payung Geely, bahkan tumbuh lebih eksplosif. Registrasi barunya naik 1.400 persen dibandingkan September 2024, sementara total penjualan sejak awal tahun melonjak 1.041 persen. Angka ini menunjukkan bahwa konsumen Jerman mulai membuka diri pada merek yang sebelumnya dianggap “asing”.

Perubahan selera ini tidak terjadi dalam semalam. Konsumen Jerman dikenal sangat selektif dalam memilih mobil, terutama dalam hal kualitas, efisiensi, dan teknologi. Namun, mobil-mobil China kini datang dengan desain modern, fitur canggih, dan harga yang lebih bersaing dibandingkan pesaing Eropa.

Di sisi lain, beberapa merek besar justru mengalami stagnasi atau penurunan. Tesla, misalnya, hanya mencatat 3.404 unit registrasi baru pada September, turun 9,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Bahkan secara kumulatif, penjualan Tesla di Jerman anjlok lebih dari 50 persen sepanjang 2025.

Merek Jepang dan Korea juga menghadapi tantangan serupa., contohnya KIA yang turun 2,2 persen. Hanya Hyundai yang menunjukkan perbaikan dengan kenaikan 16,9 persen, meski secara total tahunannya masih minus 3,1 persen.

Merek-merek Eropa masih mendominasi, dengan Volkswagen memimpin pasar lewat 45.225 unit registrasi baru pada September 2025. BMW, Mercedes, dan Skoda juga menunjukkan pertumbuhan moderat antara 8 hingga 10 persen. Namun, secara tren, kehadiran pemain baru dari Asia mulai memecah peta dominasi lama tersebut.

Pertumbuhan mobil China di Jerman juga memperlihatkan keberhasilan strategi elektrifikasi mereka. Sebagian besar merek seperti BYD, XPeng, dan Leapmotor fokus pada kendaraan listrik penuh (EV), sejalan dengan transisi energi di Eropa. Kombinasi teknologi baterai canggih dan harga terjangkau menjadi daya tarik utama.

Selain faktor teknologi, penetrasi merek China juga dibantu oleh perubahan persepsi konsumen muda. Generasi baru pembeli mobil di Jerman lebih terbuka terhadap inovasi dan tidak terlalu terikat pada “brand heritage”. Mereka lebih menilai mobil dari sisi fitur, konektivitas, dan efisiensi biaya penggunaan.

Secara keseluruhan, data KBA memperlihatkan bahwa pasar otomotif Jerman kini tengah berada di persimpangan baru. Dominasi merek lama masih kuat, tetapi mobil-mobil China berhasil menembus segmen yang selama ini sulit disentuh. Jika tren ini berlanjut, dalam beberapa tahun ke depan, jalanan Jerman bisa semakin dipenuhi mobil buatan Negeri Tirai Bambu.

Postingan Terkait

Categories

Tags

© CarPress Network. All Rights Reserved. Designed by CarPress