
Rencana penerapan bahan bakar minyak (BBM) dengan campuran etanol atau E10 (etanol 10 persen) dinilai membawa tantangan baru bagi pemilik sepeda motor keluaran lama.
Meski dinilai lebih ramah lingkungan dan mampu meningkatkan angka oktan, BBM ber-etanol ternyata berpotensi menimbulkan efek negatif pada sistem pembakaran kendaraan lawas yang belum didesain untuk bahan bakar jenis ini.
Wahyu Budhi, Training Analyst PT Wahana Makmur Sejati, menjelaskan bahwa motor keluaran lama perlu mendapat perhatian khusus bila menggunakan BBM yang mengandung etanol.
Ilustrasi pengendara motor beli BBM Pertalite di SPBU Pertamina.
“Untuk motor lama, saat memakai BBM beretanol adalah memastikan sistem bahan bakar tidak rusak oleh sifat menyerap air dan perhatikan material komponen karet atau plastik karena beberapa bahan mungkin korosif terhadap etanol,” ujar Wahyu, kepada Kompas.com (8/10/2025).
Menurutnya, etanol memiliki sifat higroskopis atau mudah menyerap air dari udara. Akibatnya, dalam jangka waktu tertentu bisa terjadi penumpukan air di tangki bensin.
Kondisi ini dapat memicu karat pada tangki dan gangguan pada proses pembakaran, terutama bila motor jarang digunakan atau disimpan dalam kondisi lembap.
Jenis BBM Pertamina yang dilakukan pengecekan kualitas pada SPBU Pertamina 34.424.09 Gerem, Cilegon, Banten pada Kamis (13/3/2025).
“Meskipun etanol meningkatkan oktan dan ramah lingkungan, motor lama yang tidak didesain untuk itu berisiko mengalami penumpukan air di tangki dan potensi kerusakan pada komponen sistem bakar jika materialnya tidak sesuai,” ucap Wahyu.
Di sisi lain, etanol juga memiliki sisi positif, yakni mampu meningkatkan angka oktan sehingga pembakaran menjadi lebih sempurna dan emisi gas buang lebih bersih.
Namun, tanpa penyesuaian sistem bahan bakar, manfaat tersebut bisa tertutup oleh risiko kerusakan pada motor lawas.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com.