Kata Bahlil Soal SPBU Swasta Belum Mau Beli BBM dari Pertamina

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral RI (ESDM) Bahlil Lahadalia, menegaskan batalnya rencana sejumlah SPBU swasta membeli bahan bakar minyak (BBM) dari PT Pertamina (Persero) sepenuhnya merupakan urusan bisnis antar-perusahaan.
Menurut dia, pemerintah hanya berperan sebagai penghubung sementara detail transaksi tetap menjadi ranah Pertamina dan badan usaha terkait.
“B to B-nya lagi dikomunikasikan. Saya kan sudah katakan bahwa B to B itu kolaborasi antara swasta dengan swasta. Jadi masih berjalan ya,” ujar Bahlil dikutip tayangan KompasTV, Jumat (3/10/2025).
Ilustrasi SPBU BP AKR.
Ia memastikan, stok BBM nasional saat ini dalam kondisi aman. Pasokan mulai dari RON 90 (Pertalite), RON 92, RON 95, hingga RON 98 diperkirakan cukup untuk memenuhi kebutuhan 18–21 hari ke depan.
“Kewajiban pemerintah memastikan stok BBM kita cukup. Jadi tidak ada alasan dan tidak ada satu persepsi bahwa ketersediaan BBM kita menipis. Enggak ada. Udah penuh. Semuanya ada. Kuota impornya pun kita sudah berikan sesuai dengan apa yang disampaikan sebelumnya,” kata Bahlil.
Sebelumnya, Wakil Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Achmad Muchtasyar membeberkan alasan Vivo dan BP-AKR membatalkan rencana pembelian base fuel dari Pertamina. Salah satunya karena adanya kandungan etanol.
“Secara regulasi diperkenankan etanol itu sampai jumlah tertentu, kalau tidak salah sampai 20 persen. Sedangkan ini ada etanol 3,5 persen," ujarnya dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi XII DPR RI, Rabu (1/10/2025).
Situasi di SPBU Shell Jalan Meruya Utara, Kembangan, Jakarta Barat yang masih memiliki stok BBM jenis bensin
"Nah ini yang membuat kondisi teman-teman SPBU swasta tidak melanjutkan pembelian karena ada konten etanol tersebut,” lanjut Achmad.
Selain Vivo dan BP-AKR, Pertamina juga sempat melakukan pembicaraan dengan Shell. Namun, menurut Achmad, negosiasi belum mencapai kesepakatan awal.