Mengganti bahan jok mobil bukan sekadar soal mempercantik interior. Ada sejumlah pertimbangan, mulai dari kenyamanan, tingkat keawetan sampai kesan yang ingin ditampilkan oleh pemilik mobil.
Eppy, pemilik Padi Leather di Srengseng, Kembangan, Jakarta Barat, mengungkapkan bahwa tren pemilihan bahan jok di Indonesia kini sangat beragam, mulai dari sintetis hingga kulit asli, dengan rentang harga yang berbeda-beda.
“Banyak orang sekarang Indonesia ini pakai cuma semi kulit. Kayak sintetis tuh macam-macam, kalau yang middle ada M-Btech. Kalau yang ke bawah lagi (lebih terjangkau) ada kayak sarung jok mulai dari Rp 1,5 juta,” ujar Eppy, saat ditemui Kompas.com, Senin (13/10/2025).
Meski begitu, material sintetis punya karakter yang yang panas. Pasalnya bahan ini tidak memiliki pori-pori yang bisa mengalirkan udara. Duduk berlama-lama di atas jok sintetis bisa terasa gerah, terutama di iklim tropis seperti Indonesia.
“Kalau sintetis itu sudah pasti panas, karena dia tidak ada pori-pori. Mau yang high atau middle, tetap panas dipakainya,” kata Eppy.
Pilihan jok mobil
Menariknya, justru bahan seperti ini sering dianggap paling awet karena tidak menyerap air dan tidak cepat berubah warna.
Sedikit lebih tinggi tingkatannya, ada bahan micorfiber. Teksturnya lebih lembut, permukaannya tidak sepanas sintetis, dan secara tampilan bisa meniru kulit asli.
“Kalau microfiber lebih adem sedikit,” kata Eppy,
Untuk tiga baris jok, biaya pemasangannya umumnya berada di kisaran Rp 3 juta sampai Rp 8 juta.
Namun bagi mereka yang mengejar sensasi berkendara premium, kulit asli tetap menjadi pilihan terbaik. Material ini bukan hanya mewah, tetapi juga memberikan kesan adem.
“Kalau yang adem banget ya kulit. Tapi kalau mau pasang kulit harus cari budget di atas Rp 10 juta sampai Rp 20 juta. Malah ada yang sampai Rp 25 juta, tergantung nanti berapa seaternya,” kata Eppy.
Pilihan jok mobil
Menariknya, Eppy menegaskan bahwa harga bukan jaminan keawetan. Menurutnya, material sintetis yang memiliki harga cukup terjangkau justru sering kali lebih tahan lama terhadap pemakaian harian, tumpahan minuman, hingga paparan cuaca panas.
Sedangkan kulit asli, meskipun sangat nyaman, lebih rentan terhadap perubahan warna dan butuh perhatian ekstra.
“Makin mahal, bukan makin awet ya. Makin nyaman. Kalau ditanya awet mana, awet sintetis,” kata Eppy.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com.
