Mobil bekas umumnya mengalami depresiasi seiring bertambahnya usia pemakaian. Sehingga, ketika unit dijual bakal mengalami penurunan.
Hal ini wajar terjadi lantaran ada potensi kerusakan yang bisa membuat unit kondisinya tak sama persis dengan barunya.
Namun, di pasaran ada juga mobil yang justru dibanderol lebih mahal daripada harga mobil baru di diler resmi.
Toro, pedagang mobil dari Bathara Motor Solo mengatakan penjual bisa dengan bebas memasang harga terhadap mobil bekas yang dijualnya.
“Harga bisa lebih mahal dari kondisi baru atau lebih murah, intinya konsumen harus cerdas dalam memilih unit bekas, cek kondisinya seperti apa, kenapa harganya justru naik,” ucap Toro kepada Kompas.com, Minggu (12/10/2025).
Banderol mobil bekas menjadi hak prerogatif penjual, sementara pembeli berhak melakukan negoisasi, hingga ditemukan harga kesepakatan antara pembeli dan pedagang.
Mobil bekas di Bathara Motor Solo
“Kadang memang unit bekas tersebut spesial kondisinya, seperti mobil simpanan atau tak pernah dipakai, artinya kondisinya tetap baik meski usianya sudah tak lagi muda, ini justru jadi investasi,” ucap Toro.
Taufiq Trisna, pedagang mobil bekas di Bengkel Cak Tris Klaten mengatakan pedagang mobil bekas bisa suka-suka pasang banderol mobil bekas, terutama di lapak daring.
“Konsumen harus jeli dengan harga bukaan, artinya banderol tersebut masih bisa ditawar sesuai kondisi unit dan kesepakatan, beberapa unit memang harganya bisa tetap stabil, bahkan naik,” ucap Taufiq kepada Kompas.com, Minggu (12/10/2025).
Deretan mobil bekas di Bengkel Cak Tris Klaten
Mobil-mobil yang banyak diburu konsumen dan memiliki reputasi baik, menurut Taufiq, cenderung ampuh harganya. Terlebih mobil tersebut sudah setop produksi.
Rifat Sungkar, pebalap nasional sekaligus Wakil Ketua Umum Bidang Mobilitas dan Komunitas IMI Pusat mengatakan wajar bila ada mobil bekas justru harganya lebih mahal dari kondisi barunya.
“Tak semua batu itu emas, maksudnya dalam membeli kendaraan, konsumen perlu memikirkan itu investasi atau alat transportasi, mobil yang eksotis (memiliki daya tarik) itu banyak yang value-nya naik,” ucap Rifat kepada Kompas.com, Minggu (12/10/2025).
Menyikapi fenomena mobil bekas dengan banderol lebih mahal dari barunya di lapak daring, menurut Rifat, hal itu merupakan langkah euforia karena mungkin saat ini sedang tren.
“Bisa juga, mobil tersebut susah didapatkan, jumlahnya terbatas, sementara unit banyak permintaan dari konsumen, ini juga bisa bikin harga mobil bekas jadi lebih mahal,” ucap Rifat.
Nah, itu tadi faktor yang menyebabkan mobil bekas justru harganya semakin mahal daripada banderol barunya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com.
