
Langkah pemerintah menempatkan dana jumbo sebesar Rp 200 triliun di bank-bank Himbara (Himpunan Bank Milik Negara) disambut positif oleh pelaku industri otomotif.
Namun, sejumlah merek berharap agar dana segar tersebut tidak hanya memperkuat sektor riil, tetapi juga mendorong pembiayaan kendaraan listrik di Indonesia.
Agustian Ferikles, Great Regional Manager PT Chery Sales Indonesia, mengatakan bahwa keberadaan dana besar di Himbara bisa menjadi peluang untuk memperluas pembiayaan kredit mobil listrik dan hybrid yang saat ini mulai diminati pasar.
ilustrasi. BI dan OJK optimistis penempatan dana Rp 200 triliun di lima bank BUMN akan memperkuat likuiditas, mendorong kredit, sekaligus memberi ruang penurunan bunga pasar.
“Ada (kerja sama dengan Himbara), karena kan memang salah satu partner kita adalah Mandiri Tunas, yang memang secara holding-nya Mandiri,” ujar Feri kepada Kompas.com (15/10/2025).
“Ini juga sudah lebih aktif lagi nih sekarang, untuk berkomunikasi gimana supaya bisa mereka menyerap dana yang tadi ditaruh dari Kementerian Keuangan ke Himbara ini,” kata dia.
Secara umum, Chery telah bekerja sama dengan lima lembaga pembiayaan besar, yakni Mandiri Tunas Finance (MTF), Maybank Finance, CIMB Niaga Finance, BCA Finance, dan Adira Finance.
Ilustrasi kredit kendaraan bermotor, kredit mobil.
Namun, kerja sama dengan grup Himbara, khususnya Bank Mandiri, menjadi sorotan utama karena memiliki potensi sinergi langsung dengan kebijakan pemerintah.
“Beberapa bentuk kerjasamanya yang saat ini sudah jalan adalah untuk COP (Car Ownership Program) karyawan mereka,” ucap Feri.
Feri menambahkan, pembicaraan lebih lanjut tengah dilakukan untuk mengembangkan bentuk kolaborasi lain, seperti integrasi pembiayaan kendaraan melalui aplikasi perbankan digital Mandiri.
Cher Tiggo 9 CSH di GIIAS 2025.
Dengan terus berkembangnya pasar kendaraan listrik di Indonesia, Feri menilai pentingnya peran bank dan lembaga pembiayaan dalam menurunkan hambatan awal bagi konsumen.
Harga mobil listrik dan hybrid yang masih relatif tinggi dibandingkan kendaraan konvensional membuat akses kredit menjadi faktor krusial.
“Saat ini, sekitar 60 persen pembelian dilakukan secara kredit, dan 40 persen secara tunai. Namun, proporsi ini tergantung segmen harganya,” kata Feri.
“Untuk model dengan harga di bawah Rp 400 juta, porsi kredit cenderung lebih besar. Sedangkan di segmen Rp 400 juta ke atas, seperti Tiggo 9 CSH, pembeli lebih banyak melakukan pembayaran tunai atau dengan down payment lebih besar,” ujarnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com.