
Sebagian pengguna mobil Honda Jazz sepakat bahwa suspensi hatchback ini nyaman, tapi butuh perawatan agar performa tersebut tetap terjaga.
Udin (38) pemilik Honda Jazz GD3 MT 2018 di Klaten mengatakan salah satu kelemahan unit yang ia gunakan ada pada sektor kaki-kaki.
“Mobil ini dimensinya kecil, tapi berat, sehingga untuk berkendara dalam kecepatan tinggi nyaman, bantingan suspensinya mantap, tapi durabilitasnya lebih pendek, sehingga butuh perawatan ekstra,” ucap Udin kepada Kompas.com, belum lama ini.
Jazz GD3 milik Udin di Klaten
Pengalaman dari pengguna tersebut tentu memunculkan asumsi, bahwa kejadian serupa bisa saja terjadi pada konsumen lainnya. Sehingga, dapat memperkuat anggapan bahwa Jazz memiliki kaki-kaki lemah.
Rochmat Hajiantoko, Supervisor Research & Development Setiawan Spooring Yogyakarta, sekaligus mantan pegawai PT Honda Prospect Motor (HPM) mengatakan mobil Honda memiliki karakteristik yang mengedepankan kenyamanan.
“Slogan mereka kan ‘fun to drive’ jadi memang kenyamanan yang menjadi prioritas, maka dari itu karakter tersebut juga melekat pada desain kaki-kakinya, namun konsekuensinya harus dirawat dengan benar dan menggunakan genuine part,” ucap Rochmat kepada Kompas.com, Selasa (23/9/2025).
Kebanyakan kasus, Jazz justru dimodifikasi dengan spesifikasi ala-ala anak muda. Sehingga, kondisi tersebut mengubah spesifikasi dan justru membuat suspensinya kurang nyaman karena tak diperhitungkan dengan benar.
Sebagai contoh, Rochmat menyebutkan, komponen link arm pada Jazz dibekali bushing atau karet peredam yang mengelilingi baut pengikatnya. Seiring pemakaian karet tersebut bisa pecah.
“Bila pecah kenyamanan suspensi sudah sangat berbeda, tak sedikit konsumen mengambil alternatif dengan mengganti bushing dengan produk aftermarket, padahal elastisitasnya belum tentu sama dengan yang genuine,” ucap Rochmat.
Ilustrasi link arm pada mobil
Dampaknya, bushing tersebut belum tentu mampu memberikan kenyamanan sama dengan Jazz bawaan pabrikan. Seharusnya, bila menginginkan performa sama konsumen memilih untuk mengganti link arm assy yang genuine.
“Dengan demikian, performa dan durabilitas kaki-kakinya baik, bahkan pemakaiannya bisa sampai 10 tahun masih dalam kondisi bagus, nah sementara Jazz bekas di pasaran kan bisa saja usianya sudah 20 tahunan, sudah waktunya perbaikan,” ucap Rochmat.
Ada potensi bahwa unit Jazz bekas dengan usia tua tersebut sudah membutuhkan peremajaan kaki-kaki. Bahkan, mungkin saja pemilik sebelumnya sudah mengganti dengan produk aftermarket dengan kualitas tak sama.
Ilustrasi Honda Jazz generasi kedua
“Maka dari itu muncul asumsi bahwa Jazz memiliki kaki-kaki yang lemah karena lebih cepat rusak, stapi menyimpulkan sebuah produk dari kondisi yang tidak orisinal saya kira kurang tepat,” ucap Rochmat.
Jadi menurut Rochmat, anggapan kaki-kaki Jazz lemah tidak sepenuhnya benar mengingat setiap mobil memiliki perlakuan perawatan tak sama dari pemiliknya.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com.