
— Transformasi menuju era kendaraan listrik di Indonesia mendapat dorongan baru. Dalam ajang International Indonesia Sustainability Forum (IISF) 2025, para pelaku industri kendaraan listrik secara resmi mendeklarasikan berdirinya Asosiasi Pemilik Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum Swasta Indonesia (Aspelusi), pada Jumat (10/11/2025).
Aspelusi hadir sebagai wadah kolaborasi dan advokasi bagi operator, investor, serta pelaku usaha di sektor Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). Tujuannya, memperkuat kontribusi sektor swasta dalam mempercepat transisi energi bersih dan elektrifikasi transportasi nasional.
“Aspelusi lahir dari semangat kolaborasi antar pelaku swasta untuk memperkuat infrastruktur kendaraan listrik di Indonesia. Kami percaya bahwa percepatan transisi energi hijau hanya bisa dicapai jika sektor publik dan swasta berjalan seiring dalam visi yang sama,” ujar Anthony Utomo, Ketua Umum Aspelusi sekaligus Managing Director Utomo Chargeplus, dalam keterangan resminya, belum lama ini.
Sebagai langkah kelembagaan, Aspelusi akan segera memproses keanggotaan sebagai Anggota Luar Biasa (ALB) di bawah naungan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), sesuai dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1987. Langkah ini menjadi fondasi penting agar asosiasi memiliki legitimasi hukum dan menjadi representasi resmi pelaku usaha infrastruktur kendaraan listrik di tingkat nasional.
Dukungan terhadap kehadiran Aspelusi juga datang dari pemerintah. Menteri Investasi dan Hilirisasi Republik Indonesia, Rosan Perkasa Roeslani, menilai kehadiran asosiasi ini sejalan dengan strategi nasional dalam mempercepat hilirisasi industri dan transisi energi bersih.
“IISF 2025 bukan sekadar forum diskusi, tetapi panggung bagi Indonesia untuk menunjukkan kepemimpinannya di bidang industri hilirisasi, energi terbarukan, dan ekonomi hijau. Ini adalah kesempatan strategis untuk membentuk kemitraan konkret yang memberikan dampak nyata bagi generasi mendatang,” kata Rosan.
Dukungan dunia usaha mengalir seiring semangat pemerintah dalam memperluas infrastruktur hijau. Ketua Dewan Pembina Aspelusi sekaligus Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia, Shinta Kamdani, menilai pembentukan asosiasi ini menjadi momentum penting dalam menarik investasi di sektor energi bersih.
“Kami berkomitmen menjadi mitra strategis pemerintah dalam mempromosikan investasi hijau dan biru. Dengan potensi green investment Indonesia yang mencapai lebih dari USD 200 miliar hingga 2030, kolaborasi lintas sektor menjadi kunci,” ujar Shinta.
Ke depan, Aspelusi berencana menginisiasi dialog kebijakan bersama Kementerian ESDM, Kementerian Perhubungan, dan PLN, untuk membahas model bisnis SPKLU swasta, sistem tarif, serta mekanisme insentif bagi investor dan operator.
Pembentukan Aspelusi menjadi tonggak penting dalam perjalanan Indonesia menuju target Net Zero Emission 2060. Dengan keterlibatan aktif sektor swasta, percepatan elektrifikasi transportasi di Tanah Air diharapkan semakin nyata dan berkelanjutan.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com.